Senin, 06 Mei 2013

Foie Gras Tradisional vs Foie Gras yang Lebih Etis

Boleh jadi, Foie Gras adalah salah satu kuliner dunia yang penuh kontroversi. Kalau jamur Truffle penuh kontroversi karena harganya yang selangit, (meskipun foie gras juga sama-sama mahal) Foie Gras penuh kontroversi karena sudah masuk ke ranah animal cruelty, alias perlakuan kejam kepada hewan.

Foie Gras sendiri adalah kuliner khas Perancis yang merupakan hati angsa atau bebek yang digemukkan dengan cara khusus. Si angsa "dicekokin" alias dipaksa makan sampai gendut dan foie gras siap diproduksi. Penggendutan dimaksudkan supaya hati angsa berkembang melebihi ukuran normalnya. Bisa 10x lebih besar daripada hati angsa normal. Menghasilkan hati angsa yang disebut foie gras yang memiliki tekstur rasa yang kaya dan lembut.


Kita bisa tonton video Janet Street Porter yang pergi ke salah satu peternakan foie gras di Perancis. Meskipun bagi sebagian orang, bahkan negara, pemaksaan makan kepada hewan adalah suatu tindakan yang kejam, di Perancis sendiri mereka tidak menganggap hal ini kejam. Yah, setidaknya di peternakannya :P.

Seekor angsa bisa makan 6kg biji-bijian per hari. Bisa bayangin yah, kita aja sebagai manusia belum tentu sanggup sehari makan sampai 6kg. Itupun bisa gendut juga. Tapi mereka yang cuman angsa harus makan 6kg/hari. Harus lhoo...dan tentu saja mereka tidak makan dengan sukarela. Makanan dicekokin langsung ke kerongkongan angsa. Kita aja ngga suka kan yaa dicekokin atau dipaksa makan :(. Dan hal ini berlangsung selama dua sampai tiga minggu hingga foie gras siap diproduksi.



Nah, tapi di Spanyol, ada peternakan Foie Gras yang jauh lebih etis. Angsa-angsanya dibiarkan berkeliaran bebas di alam terbuka dan mereka bisa makan sesuka hati mereka. Terus gimana cara mereka gendut? Ternyata setiap tahun para angsa-angsa ini akan menyiapkan migrasi mereka karena musim dingin. Saat udara mulai dingin mereka akan makan 24 jam non stop secara natural tanpa paksaan. Saat sudah siap, foie gras pun diproduksi. Dari segi ukuran memang jauh lebih kecil daripada foie gras yang diproduksi dengan cara makan paksa. Tapi dari segi rasa sepertinya bisa cukup menyaingi. Nah, di video yang satu ini, kita bisa lihat deh, betapa bahagianya angsa-angsa itu di alam terbuka.



Chef Gordon Ramsay pun ditantang untuk membandingkan dua jenis foie gras ini. Sayangnya di lidah profesional, foie gras yang menggunakan metode makan paksa masih lebih enak. Kalau buat Saya, meskipun lebih enak, saya akan lebih memilih foie gras yang diproduksi dengan lebih etis. Angsa juga makhluk hidup ciptaan Tuhan yang berhak hidup dengan baik dan tidak disiksa bukan? :)

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar